Lakukan Tips Ini Agar Investasi Pertama Berjalan Mulus

Apakah kamu mau berinvestasi, tapi masih maju mundur karena ragu? Tahun 2021 sudah berada di penghujung tahun, kini saatnya untuk merealisasikan resolusi kamu dalam berinvestasi.

Memulai investasi sangat disarankan dilakukan sejak dini. Semakin cepat implementasinya, maka semakin besar pula jumlah investasinya. Dan peluang untuk mendapatkan keuntungan besar pun kian terbuka lebar.

Jika ingin berinvestasi, kamu bisa memulai dari dana kecil atau tergantung pada kemampuan finansialmu. Kemudian setelah itu setiap bulan ditambah terus modalnya. Namun tetap harus konsisten, disiplin menyisihkan uang.

cara mulai investasi pemula

Untuk memulai investasi agar bisa berjalan mulus dan hasilnya maksimal, kamu bisa mengikuti beberapa tips berikut ini:

1. Pastikan Kamu Terbebas Utang

Jika mau investasi, keuangan kamu harus sehat terlebih dahulu. Artinya pemasukan keuangan harus lebih besar dari pada pengeluaran. Atau setidaknya sebanding antara pemasukan dan pengeluaran. Dan jangan sampai sebaliknya, lebih besar pasak dari pada tiang.

Bagaimana bisa berinvestasi, jika utangmu saja masih menumpuk. Entah itu utang ke teman, apalagi utang ke bank, atau utang ke pinjaman lainnya, seperti kredit KPR, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) maupun jenis kredit lainnya.

Prioritaskan gaji kamu untuk membayar cicilan utang terlebih dahulu. Jangan sampai memaksakan investasi dalam kondisi kamu sedang banyak tunggakan atau tagihan utang.

Utang adalah kewajiban yang mesti dibayar setiap bulan sampai lunas. Jika tidak, risikonya kamu akan dirong-rong oleh debt collector hingga aset berhargamu disita. Tentunya hal tersebut merupakan sesuatu yang mesti dihindari.

Oleh sebab itu, yang paling penting adalah kamu harus bebas dari utang, setelah itu bisa mencoba untuk investasi dengan aman, nyaman, dan tenang.

2. Jangan Lupakan Dana Darurat

Begitu utang-utangmu lunas dan kamu ingin langsung investasi, pastikan juga untuk menyisihkan dana darurat. Sebab dana darurat dan investasi merupakan hal yang sangat berbeda.

Dana darurat digunakan untuk kebutuhan yang bersifat mendesak, urgent, misalnya sakit, terkena PHK perusahaan, dan sebab lainnya. Sedangkan dana investasi diperuntukkan bagi masa depan keuanganmu.

Jika menerima gaji setiap bulan, kamu bisa menyisihkan 10% untuk dana darurat dan 10% lagi untuk dana investasi. Apabila pendapatanmu besar dan sudah terbebas dari jeratan utang, maka kamu bisa mengalokasikan 20% pada masing-masing pembagian tersebut.

Setiap orang, baik yang masih lajang maupun yang sudah berkeluarga, harus mempunyai dana darurat. Idealnya dana darurat sekitar 3-6 bulan dari pengeluaran keuangan rutin bagi yang lajang dan untuk yang sudah berumah tangga (memiliki lebih dari 2 anak) sekitar 6-12 bulan pengeluaran.

3. Investasi Untuk Beli Rumah Atau Pendidikan Anak

Begitu sudah mulai berinvestasi, sebaiknya fokuskan tujuan investasi tersebut untuk membeli rumah ataupun dana pendidikan anak. Sebab kedua tujuan tersebut merupakan hal yang sangat penting.

Bagi kamu yang belum menikah, investasi bisa ditujukan untuk mengumpulkan DP rumah. Sementara bagi yang sudah menikah dan memiliki anak, maka bisa ditujukan untuk dana pendidikan anak.

Jika tidak berinvestasi, biasanya cukup sulit mengumpulkan dana besar bagi kedua tujuan tersebut. Pasalnya, harga rumah dan biaya pendidikan anak akan selalu meningkat setiap tahun.

Untuk investasi pada tujuan tersebut, kamu bisa menaruh modal pada instrumen reksa dana, emas, deposito, sehingga akan memperoleh imbal hasil cukup besar dari pada disimpan pada produk tabungan berjangka.

4. Lirik Investasi Lain Yang Menguntungkan

Sebaiknya kamu jangan hanya mempunyai satu investasi saja. Karena kamu perlu memiliki investasi lain yang tujuannya agar dapat saling menopang atau melengkapi.

Jika sudah investasi pada instrumen yang rendah risiko, maka kamu bisa menjajal investasi pada instrumen yang memiliki risiko lebih tinggi, seperti saham.

Atau investasi yang saat ini sedang populer, yakni pendanaan pada fintech p2p lending. Cari perusahaan fintech lending yang memiliki izin resmi, terdaftar, dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar tidak terjebak pada investasi bodong.

Investasi di perusahaan fintech lending menawarkan imbal hasil yang cukup menggiurkan, bahkan hingga 16% per tahun. Ada juga yang memberikan 18% per tahun.

Mengenai risiko, investasi di perusahaan fintech lending pun memiliki risiko. Namun risiko tersebut dapat diminimalisir. Perusahaan akan melakukan seleksi ketat terhadap calon peminjam, hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi gagal bayar atau masalah kredit macet yang dapat merugikan investor.

Dengan begitu, investor atau pemberi pinjaman mempunyai risiko yang rendah terhadap investasi ini.

5. Terus Belajar

Jika kamu ingin menjadi seorang investor sukses yang mampu mengelola risiko investasi dengan tepat dan cermat, kamu harus lebih banyak belajar.

Bahkan jangan puas dengan cukup satu ilmu saja. Perbanyaklah membaca buku-buku dan berita di media massa, atau dapat mengikuti seminar dari investor sukses lain yang menginspirasi dan bisa kamu jadikan mentor.

Itu semua bisa kamu jadikan sebagai bahan analisis investasi, sehingga dapat mengambil keputusan terbaik dalam berinvestasi.

Lakukan Sekarang Atau Tidak Sama Sekali

Orang yang sukses adalah orang yang berani mengambil risiko. Begitu juga di masa pandemi seperti sekarang ini. Meskipun ekonomi sedang sulit, namun investasi harus tetap berjalan.

Kamu bisa memulainya saat ini juga. Masuk pada waktu yang tepat. Jika tidak, kamu akan kehilangan kesempatan untuk selamanya.
Shisi Indaryanti

Hai Muslimah, jadilah wanita yang memiliki dua kecantikan! Cantik dari luar yang dilindungi hijab syar’i. Dan cantik dari dalam yang dihiasi akhlak mulia dan terpuji.

Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, akan kami publikasikan.
Silahkan berikan komentar Anda yang relevan atau ajukan pertanyaan dengan bahasa santun dan baik, serta tidak menebar link aktif (spamming).

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama